Rabu, 01 Juli 2015

RAMPAG BEDUG



Description: DDXeJwdXLfFnUmwpspuj_TZHqWGOre0rW4oZ-EmtAW5QhnL4VMeGA4GJagpha4hlAFC6Xq7dtMEkgrt1tQrRDf4D56doXoEJAxNHWFdMMcPPndjnUX5NNhS7BauasvNb_ctCMgo=w528-h279-nc

Banten sebagai daerah budaya dan pariwisata memiliki beraneka ragam macam kesenian yang tumbuh dan berkembang di masyarakat. Sampai saat ini penggalian dan upaya pelestariannya masih terus dilakukan. Musik daerah Banten tersebut di antaranya rampage bedug.
Pada zaman daulu bedug merupakan alat komunikasi untuk menandai tibanya waktu shalat bagi umat islam yang masih digunakan sampai sekarang. Demikian juga dengan istilah seni bedug `atau disebut ngabedug atau ngadulag yang kemudian berubah fungsi menjadi music permainan di kalangan masyarakat.
Sebelum menjadi rampak bedug, pada awalnya dinamakan ngadu bedug, istilah ngadu bedug berkembang di daerah Pandeglang. Berikut ini sekilas sejarah tentang ngadu bedug.
Ketika datangnya bulan suci ramadhan dan tibanya hari kemenangan atau idhul fitri para pemuda atau masyarakat Pandeglang menyambutnya dengan suka cita, yaitu salah satunya melalui permainan ngadu bedug. Ngadu bedug berawal dari salah satu kampong menandai mulainya ngadu bedug dengan memukul bunyi bedug sekeras-kerasnya supaya terdengar oleh kampung lain. Pukulan bedug pertama ini kemudian dikenal dengan nama lagu atau pukulan nangtang. Kemudian kampong yang di ajak ngadu tersebut merasa terpanggil maka dibalaslah tantangan tersebut dengan memukul bedug yang keras pula sehingga terjadilah ngadu bedug sambil bedug tersebut dipukul mendekati daerah lawan yang kemudian dikenal dengan sebutan bedug nanjor, artinya bedug yang di pukul.
Pukulan demi pukulan terus bergema dan tiap kampong yang mengadu tersebut saling mendekat yang kemudian bertemu pada satu tempat. Saat inilah masa saling memanas-manasi, saling ejek, sehingga yang tadinya ngadu bedug berubah menjadi ngadu bedog (golok) dari kejadian inilah para tokoh masyarakat dan pejabat daerah member saran guna tidak terjadi perkelahian dan seni ngadu bedugnya tetap ada maka di ubah menjadi rampak bedug”
Rampak bedug merupakan salah satu kesenian khas pandeglang yang didalamnya terdapat unsur tari dan musik. Kata rampak mengandung arti serempak atau banyak, jadi rampak bedug adalah seni bedug dengan menggunakan waditra berupa bedug dan ditabuh secara serempak sehingga menghasilkan irama khas yang enak didengar. Permainan rampak bedug mengutamakan kekompakan menabuh bedug dan kekompakan gerak atau tari.
Saat ini rampak bedug berkembang mengikuti kondisi zaman, bahkan kesenian ini sampai saat ini dikenal di Nusantara dan mancanegara. Pelastarian rampak bedug daoat dikolaborasi dan dimodifikasi dengan kesenian lain, baik yang tradisional maupun yang konvensional atau modern. Bahkan saat ini rampak bedug Pandeglang dapat di pelajari secara formal di sekolah dengan adanya notasi bedug hasil kreativitas seniman Pandeglang yang mengadaptasi dari notasi gendang.
Rampak bedug dapat dikatakan sebagai pengembangan dari seni ngabedug atau ngadulag sebab baik pukulan irama, gerakan pemukul, dan  pakaiannya sudah berubah atau sudah dimodifikasi. Bahkan sekarang seni rampak bedug bukan hanya dimainkan dibulan ramadhan tapi dimainkan juga secara professional pada acara-acara seperti hajatan, peresmian, peringatan hari besar, dan event-event nasional.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar